Hey ya sobat, sekarang saya akan share pandangan saya tentang Politik Indonesia di Masa Depan, walaupun saya sendiri bukan orang yang dengan latar belakang politik yang baik dan juga bukan dari lingkungan politik, atau juga dari tim sukses manapun, tetapi saya hanyalah warga Indonesia biasa yang ingin mengemukakan pandangan politik ini dari sudut pandang saya. Sudut kiri, kanan, depan, belakang, atas atau bawah, semuanya akan coba saya utarakan, walau sedikit ngawur.. Haha..
Oke, sekarang akan saya mulai.. hmm, dimulai darimana ya? oh ya.. dimulai dari warung makan tetangga beberapa blok dari rumah saya saja.. *loh, apa hubungannya? Haha.. Sabar.. ada kok.. Jadi begini, biasanya sih setiap menjelang pemilihan kepala daerah, pasti warung-warung yang kecil didatangi oleh tim sukses para kadinat calon kepala daerah tersebut.
Lalu mereka memberikan uang yang menurut saya sih ga terlalu besar jumlahnya, lalu memasang spanduk-spanduk mereka di warung tersebut, jadi spanduk warung, misalnya begini ada spanduk dengan tampang calon kepala daerah yang dicetak besar dan disampingnya terdapat tulisan kecil yang berisi "warung barokah" Hahaha..
Sah-sah saja sih, walaupun pemilik warung diberikan uang sedikit, lebih baik daripada tidak.. Hahaha.. Ok lanjut lagi, itu masih sebagian kecil.. Unik-unik cara calon pemimpin daerah untuk berkampanye, ada yang turun langsung ke jalan-jalan, ada juga yang pawai, ada juga yang membagikan sembako gratis, membagikan sumbangan dan lainnya.
Hal tersebut bagus sih, lalu ada cara promosi lainnya secara digital, yaitu dengan memasang iklan di tv, memasang banner, spanduk, pamflet di pohon-pohon, baliho di pinggir-pinggir jalan, dan macam-macam lah, yang jujur terkadang bagi saya itu sangat menyebalkan, karena merusak pemandangan kota yang seharusnya bersih dan rapi.
Bayangkan saja apabila anda memiliki kamar, lalu kamar anda penuh dengan poster-poster. Apabila itu kamar pribadi anda mungkin tidak terlalu masalah paling ya, apalagi bila poster tersebut bergambarkan figur pujaan anda, wajar lah. Namun, apabila itu kamar bersama, apabila anda adalah seorang korean lovers, pasang poster-poster aktor dan aktris korea di kamar tersebut, sedangkan teman anda adalah seorang footbal lovers, apakah si footbal lovers akan menyenanginya? belum tentu, bisa-bisa muntah dia.. Hahaha.. Tetapi bukan berarti saya mengatakan tidak boleh promosi di kawasan umum, tetapi ada caranya yang lebih "pas" menurut saya.. hehee..
Oke lanjut lagi.. Hehehe.. Suatu saat di masa depan nanti, baik calon pemimpin atau tim suksesnya tidak akan lagi menggunakan sarana baliho, pamflet, poster, atau spanduk untuk sarana promosinya. Karena sarana ini kurang bersahabat, karena merusak pohon-pohon yang ada, merusak pemandangan, apalagi bila ada baliho atau umbul-umbul yang terjatuh dan tidak terurus, benar-benar menyebalkan, itu membuat suatu kota yang menjadi ajang promosi tersebut menjadi terlihat kumuh.
Nanti media digital akan benar-benar dimanfaatkan untuk media promosi, partai politik hanya boleh berkampanye di media digital seperti tv, koran elektronik dan di sosial media. Adapun nantinya promosi di tempat umum hanya diperbolehkan melalui layar digital yang ada di tempat-tempat yang sudah di tentukan, dengan begitu akan lebih tersusun rapi dan ramah lingkungan.
Lalu suatu saat nanti, KPU akan membatasi anggaran untuk berkampanye. Partai politik atau calon pemimpin daerah hanya boleh berkampanye dengan dana yang sudah ditentukan dan itu harus minim, tidak boleh menggunakan dana yang besar. Lalu ada tim untuk mengawasi pengeluaran dana untuk kampanye. Kenapa akan ada ini? Karena berpikir secara logic saja, untuk apa mengeluarkan banyak uang hanya untuk menjadi pemimpin daerah?
Bagi saya ini adalah suatu tanda tanya besar, untuk apa seseorang hanya menjadi pemimpin daerah harus mengeluarkan uang yang begitu banyak dan dihambur-hamburkan untuk media promosi yang sementara seperti yang sudah saya ungkapkan di atas? Sia-sia apabila anda memilih seorang pemimpin yang promosi kampanyenya besar, apabila nanti ketika dia memimpin "korupsi"nya juga besar.
Lebih baik dana untuk promosi itu disumbangkan saja ke orang yang lebih memerlukan, tentunya juga harus dari dana yang halal loh ya.. Hehehe.. Dengan begitu lebih baik, perlu anda ingat bahwa untuk mengubah lingkungan anda, anda tidak harus menjadi pemimpin secara formal. Sia-sia bila seseorang memiliki nama besar, jabatan tinggi, apabila kinerja, visi dan misi hanya terucap manis saat kampanye saja.
Dahulu saya juga mempunyai pikiran gila bahwa nantinya jabatan pemimpin-pemimpin seperti lurah, camat dan walikota akan dilelangkan. Jadi orang yang tidak terpandangpun apabila dia mempunyai skill, dia bisa menjabat menjadi salau satu dari apa yang saya sebutkan tadi. Ternyata ide ini sudah diterapkan oleh Gubernur dan Wakilnya si Jokowi dan Ahoh di provinsi Jakarta.
Bukankah ini brilian? siapapun bisa menjadi pemimpin asalkan mempunyai skill, tidak perlu uang ataupun latar belakang orang terpandang. Kalau perlu pemilihan Gubernur dibuat seperti ajang pencarian bakat, siapa saja bisa berkompetisi dan nantinya akan ditentukan oleh poling sms atau via Email. Ahhh gila.. Ya memang ini ide gila, tetapi bukan berarti ini tidak mungkin terjadi.
Coba kita lihat negeri kita ini, pemimpin-pemimpin negara kita hanya berkutat dari orang itu-itu saja, nanti dari seorang pemimpin yang terpilih, lalu punya anak, suatu saat nanti anaknya juga ikut jadi pejabat, lalu terpilih, ya seperti siklus begitu-begitu saja. Apabila dari awal didikannya sudah jelek (bukan berarti saya menjudge semua pemimpin negara, walau memang ada beberapa yang begitu) ya pasti nanti regenerasinya tidak akan mengalami perubahan banyak, ibarat buah tidak jatuh jauh dari pohonnya.
Tapi bayangkan bila seseorang ingin masuk ke pemerintahan bagaikan ingin masuk ke sebuah universitas, pasti lebih menarik, siapapun bisa menjadi pemimpin dan siapapun berhak untuk mengeluarkan skillnya didalam beraspirasi. Tetapi sekali lagi saya katakan bahwa untuk mengubah lingkungan anda, anda tidak harus menjadi seorang pemimpin formal. Banyak orang-orang yang bukan dari kalangan pemerintah tetapi banyak berjasa untuk lingkungannya dan belum terekspos ke media.
Cukup deh untuk hal itu, kita lompat lagi ke pesawat ufo (dibaca : "gedung dpr").. Hahaha.. Kita lihat banyak sekali wakil rakyat yang tidak hadir di saat rapat paripurna, saya tidak mengerti mengapa mereka begitu menyepelekan rapat-rapat negara seperti itu, mungkin itu urusa keluarga, urusan bisnis, atau lainnya, tetapi bagi saya itu sangat melecehkan negara.
Suatu saat nanti kursi DPR dan DPRD akan begitu susah untuk diraih dan akan sangat susah untuk di pertahankan. Akan ada pengawas yang benar-benar "mengawas" anggota-anggota tersebut, jadi untuk menjadi anggota parlemen harus orang-orang yang sudah teruji, lalu ada rules yang sangat bagus untuk mengatur dan juga memiliki sanksi yang tegas. Jadi orang-orang yang ga niat untuk menjadi anggota akan dikenakan 3x peringatan dan bila masih tidak mematuhi akan dicoret namanya dari keanggotaan. Tentu peringatan tersebut harus mudah didapatkan dari sanksi yang tegas, sia-sia ada peringatan tetapi kalau tidak ada tindak tegasnya.
Jadi yang ga minat jadi anggota DPR atau DPRD, cuma minat uangnya saja (baca : gaji buta) lebih baik ditendang saja dan digantikan dengan yang lainnya. Masih banyak orang-orang yang memiliki tekad yang kuat untuk mebangun negeri ini. Mungkin ini adalah akhir dari sharing saya, semoga nanti di masa depan Indonesia memiliki pemipin-pemimpin baru yang berjiwa Nasionalis, bersih, "niat", pekerja keras, merakyat dan benar-benar mau menjadi "wakil" rakyat.. Bukan menjadi "juragan" rakyat. Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara sekalian. Terimakasih.
Sumber :
Gambar dikutip dari Alterbaru
Bagikan
Pandangan Politik, Pemimpin, Demokrasi Indonesia di Masa Depan
4/
5
Oleh
Unknown
Silahkan tulis komentar anda dengan cerdas, sopan dan mudah dipahami. Terimakasih :)