Mulutmu Harimaumu, begitulah istilah yang begitu sering
kita dengar, hal ini berbicara tentang apa yang kita bicarakan itu
terkadang bisa mengancam diri kita sendiri.
Kita belajar dari sebuah kisah nyata yang satu ini, nama
dalam cerita ini disamarkan, karena tujuan cerita ini bukan untuk
menghakimi kehidupan orang tersebut, tetapi untuk kita mengambil hikmah
agar kehidupan kita menjadi lebih baik.
Sebut saja namanya Rusdi, Rusdi adalah seorang pengusaha
keramik besar di salah satu kota besar di jawa timur. Rusdi menjadi agen
besar yang memberikan pasokan ke suplier suplier di kota tersebut. Suatu hari adalah juga bos mebel bangunan bernama Rista,
dia berhutang keramik satu truk kepada Rusdi dengan nilai kurang lebih
empat puluh juta rupiah. Namun ternyata selama beberapa bulan bisnis Rista mengalami
pasang surut. Oleh sebab itu Rista belum sanggup melunasi hutang
hutangnya.
Suati hari Rusdi datang menghampiri toko Rista, dan saat
itu Rista tidak berada di tempat. Rusdi menagih hutang Rista kepada anak
buah Rista di toko tersebut dengan marah-marah.
Setelah beberapa waktu lamanya, Rusdi berulangkali menagih
ke toko dan tak kunjung mendapatkan kembali uangnya. Sampai suatu ketika
Rusdi datang ke toko Rista, dan memaki maki anak buahnya Rista. Saat itu dengan nada mengancam, Rusdi sempat mengucap kata
akan menghabisi nyawa bosnya bila tak kunjung membayar hutang ujar dia
kepada anak buah Rista.
Hingga setelah itu sampailah berita itu ke Rista. Rista
yang belum sanggup membayar hutang karena bisnisnya sedang sepi itu
panik karena ancaman tersebut dan menghubungi suaminya. Akhirnya Rista dan suaminya sepakat untuk menghabisi Rudi
terlebih dahulu. Lalu suami Rista bersama teman-temannya menculik Rusdi
dan menyiksanya. Belum puas menyiksa Rusdi, mereka memeras isi rekening
Rusdi dengan memaksa Rusdi agar memberikan nomor pin ATM nya. Setelah
menguras uang tersebut, agar menghindari Rusdi melapor dan membalas
dendam, akhirnya Rusdi pun di bunuh dan mayatnya dibuang.
Namun polisi dengan cepat mengungkap kasus tersebut, dan
tersangka yang ingin melarikan diri ke luar pulau segera tertangkap.
Para pelaku ini dijerat undang-undang pembunuhan berencana dengan
hukuman seumur hidup atau hukuman mati. Dari kisah tadi, kita melihat bahwa sebenarnya bisa saja
Rusdi berkata kasar demikian karena luapan emosi yang jengkel, dan
mungkin kita juga terkadang sering kali melakukan hal yang sama. Namun, tanpa kita sadari segala hal yang keluar dari mulut
kita, itu akan masuk ke telinga orang lain, dan orang lain akan
memberikan respon terhadap itu.
Apabila perkataan baik, pasti respon baik pula yang di
dapat. Namun apabila perkataan tidak baik, bisa jadi respon yang tidak
baik juga yang kita terima, apalagi bila respon tidak baik itu secara
berlebihan seperti tindakan kriminalitas seperti kisah tadi, yang rugi
siapa? Pasti anda sendiri kan?
Oleh sebab itu, ada baiknya apabila kita emosi lebih baik
berdiam diri dan introspeksi diri terlebih dahulu. Pikir baik-baik apa
yang akan anda katakan sebelum itu keluar dari mulut anda, karena setiap
perkataan itu tidak bisa anda tarik kembali. Ada baiknya bila kita menjadi tenang terlebih dahulu
sebelum kita berbicara, agar perkataan yang keluar dari mulut kita ini
adalah perkataan yang bijak. Sehingga tidak menyakiti orang lain, tetapi
memberikan ketenangan dan kebahagiaan juga bagi orang lain.
"Semoga kisah ini dapat memberikan pelajaran bagi kita
semua, hidup ini terus berjalan seiring dengan waktu, kegagalan adalah proses menuju kesuksesan, namun keberhasilan juga bisa hilang ditelan masa. Satu hal yang pasti nilai hidup seseorang itu bagaikan
judul buku yang bilamana akan susah diberikan ketika jalan cerita di
buku tersebut belum berakhir, maka hargailah sebuah proses kehidupan.." ~ JAF ~
Sumber : Koran
Bagikan
Mulutmu Harimaumu
4/
5
Oleh
Joe Walker
Silahkan tulis komentar anda dengan cerdas, sopan dan mudah dipahami. Terimakasih :)