Saturday, December 8, 2012

Cara GILA Dalam Memilih Wakil Rakyat


A. Apa latar belakang munculnya ide ini?
Awal dari ide ini karena saya mulai jenuh dengan segala pemberitaan media tentang kebobrokan pemerintahan baik itu dari segi korupsi, kolusi dan nepotisme. Media berita telah membuka pikiran kita untuk lebih berpikir kearah kedepan untuk memperbaiki kondisi negara ini.
Saya pun terkadang sepintas berpikir bagaimana cara membenahi keadaan pemerintahan saat ini, dan saat itu saya sadari semuanya berawal dari saat kita memilih wakil rakyat di dalam pemilu baik itu pilpres atau pemilihan kepala daerah. Maka dari itu penting sekali merubah pola pikir pemilih agar dapat memilih pemimpin yang tidak hanya cakap dalam bekerja, jujur, santun dan dapat menjadi teladan.
Coba anda bayangkan saja sepintas, berapakah gaji para wakil rakyat baik itu bupati, walikota, atau gubernur? Lalu setelah itu anda bayangkan lagi berapakah uang yang mereka habiskan untuk kampanye dan promosi di dalam pemilu? Apakah menurut anda sesuai, tentu saja tidak. Kasarannya, gaji para pemimpin rakyat tersebut tidak lebih dari puluhan juta, tetapi kampanye yang mereka lakukan menghabiskan uang milyaran, berkali-kali lipat dari jumlah gaji yang akan mereka dapatkan nanti. Tentu hal ini akan memicu kesempatan lebih besar untuk korupsi supaya modal kampanye tadi bisa kembali. Tidak percaya? sekarang KPK mulai mengusut kasus-kasus uang negara yang lari ke partai untuk kepentingan pemilu partai, so apakah ini masih kurang jelas?. Maka dari itu jangan dahulu bangga kepada pilihan anda yang terkenal, ganteng, fotonya dimana-mana, bannernya dimana-mana, muncul terus di tipi-tipi noh pada saat anda melakukan pemilihan wakil rakyat.
Tetapi sangat sulit untuk mewujudkan hal ini karena saya sadari sebagian besar masyarakat telah terhipnotis oleh keadaan yang ada saat ini. Maka dari itu tiba-tiba terpintas di dalam pikiran saya tentang cara GILA dalam memilih wakil rakyat, tentu ini sedikit tidak masuk akal, namun apakah anda puas dengan memilih pemimpin secara biasa dengan daya kerja mereka yang ada sekarang ini? Sesekali munkin cara GILA ini bisa anda renungkan dan bisa dicoba, walau saya tidak mengajak anda secara langsung, namun saya hanya share apa yang ada di pikiran saya saat ini.

B. Bagaimana pemikiran GILA tentang memilih pemimpin?
    Bayangkan saja bro apabila anda di posisi calon kepala suatu daerah, anda telah menghabiskan dana anda begitu banyak namun anda tidak terpilih, pasti anda merasa sangat dirugikan bukan? karena apa? jawabannya hanya satu, karena secara tidak langsung anda terobsesi dengan suatu jabatan, karena dengan jabatan tersebut anda memiliki kuasa, dan saya tidak yakin kuasa itu anda pergunakan dengan benar.
   Mungkin biasa saja ya bagi orang saat ini memilih pemimpin yang lagi ngetrend, sering muncul di tv, fotonya dimana-mana, namanya di gadang-gadang, bikin poster di jalan-jalan sampai jalanan terlihat kumuh. Namun, ketika orang yang anda pilih tersebut telah menjabat ternyata dia mengecewakan anda, baik itu terkena kasus korupsi, kasus pelecehan, dan lain-lain lah.
   Sempat terlintas sejenak di pikiran saya, apabila sebagian besar dari kita memilih pemimpin yang tidak dari partai politik besar dan yang paling minim mengeluarkan dana untuk kampanye mungkin itu akan membuat partai-partai besar merugi. Kita lihat sepintas saja dari ceritanya Jokowi ketika dia mengikuti calon walikota solo, dalam kampanye beliau tidak mengeluarkan dana sama sekali walau sebenarnya bisa karena beliau juga adalah seorang pengusaha, namun dia bisa terpilih. Ketika dia menjabat bukankah terlihat kepiawaian beliau dalam memimpin, dan beliau tidak pernah mengambil gaji, bukan karena sombong tetapi karena beliau merasa masih sanggup membiayai diri dan membiarkan gajinya dialokasikan untuk yang lebih memerlukan.
   Sekarang bukan jamannya lagi memilih pemimpin dari orang-orang terkenal, dari orang-orang yang turunan bangsawan, yang sering muncul di tv, yang selalu membuat sensasi saja. Tetapi pilihlah pemimpin yang santun, yang memiliki hati yang tulus untuk memimpin. Rela memimpin apa adanya, dan bukan ada apa-apanya.

C. Apa manfaat yang di harapkan dari ide tersebut?
   Apabila pemikiran ini bisa diterapkan semua orang, saya yakin nantinya calon pemimpin nanti cenderung tidak akan lagi menghambur-hamburkan uang mereka untuk hal yang kurang perlu. Dengan ini juga saya yakin orang-orang tidak lagi melihat jabatan kepemerintahan sebagai suatu jalan pintas untuk menuju kekayaan, lalu dengnan sendirinya munculah nanti pemimpin-pemimpin yang benar-benar tulus untuk membangun negri tanpa pamrih apabila ini dapat terealisasikan.
 
D. Apa dampak negatif ide ini?
   Dampak negatif dari ide ini tentu saja akan membuat kerugian besar bagi partai-partai besar, bagi orang-orang yang kaya dan memiliki saham-saham politik. Tetapi ide ini juga bisa dibilang gambling di dalam memilih pemimpin, tetapi lebih baik pemimpin yang berasal dari partai yang kecil namun memiliki kepribadian bagus daripada pemimpin yang berasal dari partai besar terkenal namun hanya menjadi boneka politik dan hanya mementingkan kepentingan partai, bukan rakyat.

E. Kesimpulan.
   Kesimpulannya, lebih bijaklah di dalam memilih pemimpin untuk daerah anda, negara anda, tanah air anda ini. Jangan cuma karena orang tersebut terkenal di media, orang kaya, dari partai besar, sering masuk tv dan berita lalu anda memilih dia. Pilihlah seorang pemimpin dengan hati nurani anda, jangan bangga kalo memilih pemimpin yang terkenal karena mampu berkampanye dengan meriah namun nantinya korupsi pula dengan meriah. Hahaha. Jangan terhipnotis dengan apa yang anda lihat dan dengar dari media apapun, memang tidak selalu berdampak jelek sih, tetapi kita juga harus-harus memfilter mana yang baik dan benar. Semoga bermanfaat, God bless Indonesia :)

Sumber : My Mind

Bagikan

Jangan lewatkan

Cara GILA Dalam Memilih Wakil Rakyat
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Silahkan tulis komentar anda dengan cerdas, sopan dan mudah dipahami. Terimakasih :)