Saturday, October 24, 2015

Pembuatan Kanal Air Baru di Kalimantan

Sudah kurang lebih tiga bulan asap tebal masih menyelimuti Kalimantan, terlebih kota Palangkaraya dimana saya bagi saya ada ikatan emosional yang sangat besar dengan kota tersebut karena saya besar disana. Pemerintah pusat memerintahkan supaya dibuat kanal-kanal air baru untuk menghambat penyebaran api lebih luas dan juga sebagai tempat untuk mengaliri air agar lebih mudah dalam memadamkan api. Namun hal ini menjadi kontroversi dikalangan masyarakat dan para ahli dibidang tersebut, ada yang mendukung, ada juga yang protes karena menganggap hal tersebut akan menguras air, membuat lahan gambut lebih kering dan mudah terbakar.

Kalau saya sendiri sebagai orang awam, termasuk orang yang setuju dengan hal tersebut. Karena saya dulu tinggal di Kalimantan kurang lebih selama lima belas tahun. Kebakaran hutan dan lahan yang mengakibatkan kabut asap adalah bencana tahunan yang tentunya diakibatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab (bukan terbakar sendiri).

Selama bertahun-tahun mengalami hal yang sama, bagi saya pemadaman oleh orang-orang adalah usaha yang bagus tetapi hal tersebut sangatlah tidak optimal bila tidak dibantu dengan air hujan. Mengapa? Karena lahan yang terbakar begitu luas, selanjutnya lahan tersebut adalah jenis gambut walau padam di atas api pun masih bisa menjalar dibawah sehingga susah dipadamkan. Sialnya tahun ini hujan benar-benar susah turun menuju akhir tahun sehingga kebakaran semakin meluas, bahkan timbul beberapa titik titik api yang baru.

Sudah banyak cara yang dipakai untuk memadamkan api tersebut, pemadaman langsung oleh relawan dan pemadam kebakaran, dibantu para tentara dan polri, lalu rekayasa cuaca, lalu bom air, toh buktinya sampai hari ini asap tidak kunjung reda bila tidak hujan, susahnya melawan alam yang murka akibat keserakahan manusia. Pembuatan kanal baru dan perluasan parit-parit adalah opsi yang belum kita coba, walau jalur hukum juga harus lebih dipertegas oleh perintah. Pembuatan kanal memang akan membuat lahan gambut semakin kering dengan catatan bila pengelolaan buruk.

Oleh sebab itu pengawasan pembuatan kanal baru harus sesuai dengan prosedur dan jangan asal buat, sekat-sekat harus dibuat dengan baik dan juga pengelolaan yang serius. Dengan begitu jalur-jalur nantinya bisa menjadi barikade untuk menghalang penyebaran api saat ini ataupun di musim kemarau tahun depan. Bila pengelolaan dilakukan dengan benar, saya yakin tahun depan kita bisa mengendalikan dampak kebakaran hutan dan lahan seperti yang sudah-sudah.

Sedikit out of topic, saya tidak banyak mengkritisi pemerintah pusat, namun saya menyoroti apa yang dikerjakan pemerintah daerah tersebut. Pemerintah daerah harus lebih tegas dengan peraturan daerah dan dalam penanganan bencana daerah tahunan ini. Saya berharap sih gosip tentang penerimaan uang gelap hasil perusahaan bermasalah kepada pemerintah daerah adalah tidak benar, walaupun saat ini masyarakat juga krisis kepercayaan dengan cara kerja pemerintah, apalagi dengan permainan politik lobi lobinya.

Semoga hujan cepat turun, api cepat padam dan asap cepat reda sehingga udara bisa kembali nyaman untuk dinikmati. #PrayForIndonesia

Sumber :

Bagikan

Jangan lewatkan

Pembuatan Kanal Air Baru di Kalimantan
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Silahkan tulis komentar anda dengan cerdas, sopan dan mudah dipahami. Terimakasih :)