Beginilah kisah seorang anak muda ndeso yang berpetualang di ibu kota.. Hahaha. Cerita ini dimulai dari suatu hari ketika aku mendapat kesempatan untuk menyelesaikan project kantor yang mengharuskan aku untuk dinas di Jakarta selama satu bulan penuh. Kalau boleh jujur, sebagai seorang traveler bagiku Jakarta adalah kota yang paling tidak aku suka dan kalau bisa aku hindari sebisa mungkin. Namun ternyata nasib berkata lain, aku harus menyelesaikan project kantor disana selama sebulan, akhirnya dimulailah petualanganku di salah satu kota yang paling berpengaruh di negara ini.
Saat itu untuk memulai project ini, kantor pusat mengundang tiga orang peserta dari tiga kota yang kebetulan berawalan huruf M yaitu Malang, Makasar dan Medan. Dengan status sebagai tamu undangan, kita diberikan full service selama di Jakarta baik itu dari akomodasi dan transportasi. Bagi kami ini adalah suatu kehormatan bisa diundang untuk melancarkan project kantor tersebut, meskipun kami harus berkorban waktu dan tenaga saat meninggalkan tempat tinggal kita masing-masing saat itu.
Singkat cerita, saat itu kita difasilitasi untuk menginap di salah satu apartemen besar yang berlokasi di jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Pada hari pertama, saya datang lebih awal ke apartemen tersebut pada hari minggu, waktu itu pesawat berangkat pagi dan sampai di bandara Soekarno Hatta pada pukul 08.00 pagi. Konyolnya begitu sampai di apartemen dan melakukan reservasi, ternyata saat itu baru bisa check in pada pukul 14.00 siang, karena penghuni sebelumnya belum meninggalkan unit apartemen yang kita sewa selama sebulan nantinya. Akhirnya di hari pertama saya di Jakarta, tas langsung aku titipin resepsionis lalu aku main ke Car Free Day (CFD) di sepanjang jalan Sudirman tadi. Menunggu sampai siang hari aku berjalan kaki di CFD selain berolahraga juga melihat orang jualan berbagai macam barang disini, mulai dari kaos, aksesoris dan alat elektronik, selain itu berbagai pengamen dan pengemis juga bertebaran disini, mulai dari yang kelas paling kreatif dan berseni, sampai kelas yang ga modal sama sekali.
MENJADI PENGHUNI BARU
Akhirnya, setelah menghabiskan banyak waktu aku kembali ke apartemen tadi untuk checkin. Waktu itu unit yang kita pesan masih dirapikan dan dibersihkan oleh agennya, jadi untuk sementara kita menginap di unit yang berada di lantai dua. Lalu keesokan harinya setelah pulang kerja, kita berpindah ke unit yang sudah dipesankan oleh temen-temen kantor, ternyata unit tersebut berada di lantai empat puluh dua dan satu unit berisi tiga kamar tidur. Waktu itu kita kaya ga kebayang banget, rasanya jauh banget habis tidur di lantai dua, tiba tiba disuruh tidur di lantai empat puluh dua, yang awalnya mau naik turun ke loby cuma makan waktu dua menit, sekarang harus makan waktu lima menit untuk turun ke loby, belum lagi kalau lift nya antri bisa mau naik ke kamar aja bisa sampe sepuluh menit, belum lagi liftnya mampir mampir ke lantai-lantai sebelumnya.. Hahaha.
Saat pertama masuk ke apartemen tersebut kita cukup terkesima soalnya beda banget fasilitasnya sama yang ada di lantai dua kemarin nih, lalu mulailah kita dengan memilih kamar tidur. Lalu aku mempersilahkan dua temen yang dari kota Makasar dan Medan tadi untuk memilih kamar mereka terlebih dahulu dan aku memilih terakhir aja, alias ngalah dan milih kamar yang tersisa. Benar saja, akhirnya aku dapat kamar yang paling kecil dan udaranya agak pengap.. wkwk.. Tapi gpp kok, aku ikhlas waktu itu, berbuat baik jangan setengah setengah, lagi pula kita cuma tinggal sebulan aja kok, pikirku dalam hati.
EMBER UNTUK NYUCI
Mulailah kita pada minggu pertama menata apartemen tersebut, mana yang harus dirapikan dan mana yang kurang. Unit yang kita tempati saat itu tergolong komplit, mulai dari kamar mandi dua, ada kompor, tv, microwave dan ac di setiap kamar. Namun ada satu yang kurang, yaitu mesin cuci. Karena mencuci baju adalah elemen utama bagi setiap anak kos, eh ralat anak apartemen.. Hahaha. Maklum saja, mau laundry pakaian untuk kelas apartemen cukup mahal, mulai dari lima pulu ribu, padahal cucian kita ya ga banyak banyak banget. Untuk kita anak anak perantauan, harga segitu cukup mahal juga sebenarnya kalau hanya untuk mencuci pakaian.
Akhirnya kita sepakat fokuskan hari itu untuk nyari ember, supaya bisa nyuci sendiri, karena ternyata di apartemen itu ga ada ember sama sekali. Konyolnya, setelah kita keliling keliling daerah situ, ga ada orang yang jualan ember.. wkwk.. Maklum saja disitu daerah perkantoran dan apabila ada toko pun hanya sekelas alfamart dan indomart, lalu sisanya hanyalah kantor dan restaurant. Besoknya, kita masih belum nyerah untuk nyari ember untuk hidup yang lebih baik.. wkwk.. aku inisiatif untuk beli ember melalui aplikasi Gojek nih, pokoknya udah niat banget cuma buat beli ember. Konyolnya selama tiga hari order Gojek untuk beli ember, ga satu pun driver yang bersedia ambil pesanan kita waktu itu, sampai berkali kali aku pesan dalam satu hari, tetap saja tidak ada yang merespon. Pada hari ketiga sebenarnya sih ada yang ngerespon dan waktu itu kita sudah senang banget, tapi ga sampe lima menit ternyata dia cancel orderan kita, omaigaat... wkwk.. Tapi aku ga menyerah, pada hari ke empat aku coba Gojek lagi nih dan akhirnya ada driver yang mau ambil orderan kita, lalu mengantarkan embernya ke apartemen.. wuih rasanya bahagia banget, memang itu abang driver ojek andalan dan penyelamat banget.. langsung deh aku kasih bintang lima dan tips buat dia.. Hahaha. Yupppss.. sekarang satu masalah rumah tangga sudah terselesaikan kita bisa menikmati lagi hari-hari di perantauan.
KOLAM RENANG
Sesekali ketika malam hari, aku main ke balkon dan melihat suasana malam di kota Jakarta yang semakin larut semakin ramai. Pertama kali main ke balkon apartemen di lantai empat puluh dua, perasaanku bisa merinding banget lihat kolam renang yang ada di bawah, kepala langsung pusing rasanya kaya mau jatuh aja.. ndeso emang.. wkwkwk.. Coba kalian lihat, foto artikel ini adalah foto yang aku ambil sendiri, memperlihatkan ketinggian apartemen saat itu. Tapi jangan ditiru lho ya gaeess.. karena itu foto diambil dengan cara yang sangat sangat aman dan tidak berbahaya, karena balkonnya memiliki pagar dan aku ngambil gambarnya cuma main sudut pandang aja biar ga keliatan pagernya.. Hahaha.
Saat memandangi kolam renang di bawah, aku teringat biasanya kalau lagi dinas ke kota kota lainnya waktu nginap di hotel pasti nyempatin waktu untuk berenang, tetapi anehnya ketika berada di apartemen ini rasanya kaya males banget kalau mau turun untuk berenang. Mungkin apa yang aku rasakan sama kaya yang kebanyakan dirasakan sama penghuni apartemen ini, buktinya saja kolam renangnya tiap hari sepi kok, namun tetap rame sih kalau di akhir pekan.
Sesekali temen temen ngajak berenang, kalau pas kolam renangnya keliatan dari atas agak rame pengunjung, jadi berenang jugalah aku akhirnya waktu itu. Dalam kondisi badan waktu itu yang tidak begitu fit, aku beranikan untuk nyemplung ke dalam kolam renang yang lumayan dingin rasanya. Tapi setelah dibuat gerak ya akhirnya terbiasa juga.. hehehe. Aku punya kebiasaan unik waktu berenang, aku suka banget nguji panjangnya kolam renang dengan satu kali selaman. Apabila dalam satu kali nyelam, aku bisa kuat berenang dari ujung ke ujung, maka bagiku kolam tersebut tidaklah cukup panjang.. *Gaya* Hahaha. Ga terasa saat itu aku sudah berenang gaya santai, hampir sepuluh kali bolal balik, lalu melihat teman teman apartemenku tadi yang ngajak berenang mereka dari awal sampe sekarang cuma ada di pinggiran doang. Akhirnya aku tau tujuan mereka kesini ternyata bukan untuk berenang, tapi pingin cuci mata liatin cewe cewe cantik dan seksi yang ada di pinggiran kolam renang waktu itu.. wkwkwkw..
MAKAN TIPU TIPU
Bagi orang perantauan, makan harian adalah suatu hal yang harus diperhitungkan karena ini adalah hal yang sangat relatif, makan harian bisa menjadi sangat mahal dan bisa menjadi sangat murah apabila kamu pintar untuk memilih. Tentu saja apabila makan mahal gampang untuk dicari, tinggal masuk saja ke restaurant atau mall mall yang ada di ibu kota ini, maka dijamin kamu akan menghabiskan banyak uang untuk seporsi makanan. Untuk makan murah tentu kamu bisa dapatkan di kelas yang sedikit berbeda, contohnya saja makanan yang ada di warung atau yang dijual oleh pedagang kaki lima di pinggir jalan, namun kamu juga harus perhatikan kebersihan dan kualitas makanannya ya guys.
Ada satu tips lagi nih yang mau aku berikan kalau kamu mau makan murah, aku dapat tips ini dari teman kantor sih dan sudah aku coba praktekan, tetapi tips ini cuma bisa dipraktekan untuk kamu yang bisa berbicara dengan bahasa jawa. Jadi apabila kalian makan di warung yang penjualnya kira kira orang jawa, cobalah untuk berbahasa jawa dan pastilah nanti kalian akan bayar seporsi makanan yang kalian pesan dengan harga yang lebih murah. Sudah terbukti ini, waktu aku coba makan di suatu warung yang kemarin habis seporsi nasi campur dengan harga lima belas ribu, besoknya aku coba trik ini dan aku hanya membayar sepuluh ribu rupiah saja. Wow wow wow.. Hahaha.
Berbicara tentang makanan ada kejadian lucu juga nih yang aku mau bagikan. Jadi di apartemen itu sebenarnya ada kantin juga bagi para penghuni apartemen dan aku sering banget kalau lagi malas keluar pasti beli makanan di kantin tersebut. Harga makanan yang ada di kantin ini biasanya sih relatif lebih mahal daripada makanan yang ada di pinggiran jalan, namun kadang menjadi pilihan kalau lagi dalam posisi yang benar-benar males untuk keluar. Nah biasanya itu aku pesan nasi campur dengan isi tempe kecap dan sayur oseng itu paling mahal pasti habisnya dua puluh ribu, itu sudah menu paling murah banget di kantin itu dan itu adalah menu yang paling sering aku pesan.. wkwk. Lalu suatu hari aku turun dari unit ke kantin yang ada di lantai dasar, saat itu aku lagi males banget bawa dompet, akhirnya aku cuma membawa uang dua puluh ribu aja, karena mau pesan menu yang sama biasanya sih habisnya ya sekitar segitu.
Setelah sampai di kantin dan pesan menu yang biasanya aku pesan, ternyata habisnya dia bilang dua puluh lima ribu. Wah kurang ajar dalam hati aku ngomong, mahal banget gila padahal cuma isi tempe oseng dan sayur doang, itupun sedikit isinya. Maruk banget ini orang, mau tipu tipu dia, mungkin dia ga hapal bahwa aku biasanya kesini juga beli menu yang sama. Akhirnya aku bilang, "wah mbak saya cuma bawa uang pas dua puluh ribu, saya ke unit dulu ya ambil uangnya, nanti saya balik lagi sekalian ambil makanannya", lalu mbak penjual di kantin tadi cuma tersenyum kecut sambil bilang "iya mas". Keluar dari kantin tadi, aku langsung menuju minimarket yang berada ga begitu jauh dari kantin tadi, lalu aku beli dua bungkus supermie dan sejak itu aku tidak pernah kembali ke kantin tersebut lagi. Mendingan makan mie daripada makan hati kalau beli di kantin, untuk sementara pikirku yang penting sama kenyangnya, kadal kok mau di kadalin.. wkwkwk.
KEJADIAN MISTERIUS
Kisah terakhir ini yang aku mau bagikan saat tinggal di apartemen waktu itu, ada satu kejadian yang cukup aneh sampai saat ini selalu teringat terus. Jadi waktu itu aku dan teman yang dari Medan kita baru pulang kantor, waktu itu kita pulang larut malam karena harus lembur karena ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan hari itu juga. Waktu itu biasanya lantai dasar apartemen pasti rame, namun saat itu sudah mulai sepi. Lalu kita berdua seperti biasa langsung masuk ke dalam lift lalu menuju ke unit kita yang berada di lantai empat puluh dua, lift yang biasanya ngantri dan banyak orang, waktu itu terasa sepi karena di dalam lift hanya ada kita berdua.
Mungkin karena waktu itu badan terasa lelah dan otak terasa jenuh, akhirnya tanpa sadar kita kurang kerjaan jadinya. Sambil menunggu lift naik ke atas, kita mencet mencetin tombol lantai yang ada di lift dan sambil bercanda. Tentu saja kita ga bisa menuju ke lantai tersebut, karena setiap lantai kan punya kartu akses yang berbeda beda. Lagi asik mainin tombol di lift, ga tau kenapa tiba tiba aku nyeletuk dan berkata "gimana ya kalau seandainya kaya di filem filem horor tiba-tiba liftnya berhenti dan lampunya mati ?". Sambil tertawa cekikikan waktu itu, kita baru sadar tidak lama berselang setelah aku nyeletuk hal tadi, lift benar benar berhenti total di lantai 14, karena lantai 13 sebenarnya tidak ada karena dilompati, jadi dari lantai 12 langsung ke lantai 14.. wkwk..
Percaya ga percaya nih, biasanya kan kalau lift berhenti harusnya ada pencet tombol berhenti di lantai tersebut kan, tetapi kalau benar liftnya ada yang mencet berhenti di lantai tersebut harusnya pintunya terbuka kan? anehnya saat itu pintu lift sama sekali tidak terbuka. Menyadari ada hal yang tidak beres dengan lift tersebut, kita berdua akhirnya termenung dan saling memandang selama lima menit. Setelah itu tiba-tiba liftnya bergerak kembali menuju ke lantai empat puluh dua, untungnya lampu di liftnya tidak benar benar mati seperti yang aku bayangkan tadi, bisa gila kalau beneran.. Hahaha.
Selama kita sebulan di apartemen, belum pernah mengalami kejadian yang serupa dengan apa yang kita alami hari itu. Sempat cerita-cerita dengan beberapa penghuni apartemen, mereka juga tidak pernah mengalami kejadian yang serupa dan ngerasa bahwa lift apartemen tadi baik baik saja. Pengalaman terjebak di lift ini selalu jadi kenangan lucu setiap aku ketemu dengan temanku yang anak Medan tadi, kita soalnya ga pernah kebayang bakalan punya pengalaman misterius seperti apa yang kita rasakan di hari itu.
Mungkin sampai sini dulu cerita tentang pengalamanku tinggal di apartemen waktu di ibu kota yang sebenarnya tidak ada faedahnya ini.. wkwk.. semoga bisa menghibur bagi kalian yang membaca. Apabila artikel ini cukup menarik bagi kalian, jangan lupa share dan tinggalkan komentar ya. Sampai bertemu di artikel saya selanjutnya.
Pemandangan gedung Avenger yang aku bisa lihat setiap sore dari apartemen, cuaca saat itu lagi mendung mungkin alien lagi mau invasi ke bumi |
Suasana malam di ibu kota dari lantai 42 |
Sumber :
Bagikan
Lantai Empat Puluh Dua
4/
5
Oleh
Joshua Favian
Silahkan tulis komentar anda dengan cerdas, sopan dan mudah dipahami. Terimakasih :)