Cerita ini berdasarkan kisah nyata, namun nama pemeran
dalam cerita ini disamarkan, karena tujuan utamanya agar kita belajar
dari kisah hidup orang lain dan bukan untuk menilai orang lain.
Suatu hari ada seorang juragan sapi bernama Rusdi, Rusdi mempekerjakan Abdul untuk membantu Rusdi mengurus sapi sapinya. Abdul memiliki anak bernama Dedi, yang pada waktu itu
usianya masih 10 tahun. Abdul telah lama bekerja pada Rusdi dan suatu
hari Abdul berhenti, pamit dari pekerjaan dan berniat untuk membuka
usaha sendiri.
Setelah bertahun tahun lamanya, Dedi telah beranjak dewasa
dan telah menikah. Dari pernikahan mereka dikaruniai seorang anak laki
laki. Namun seiring berjalannya waktu pernikahan Dedi tidak berjalan
dengan mulus. Seringkali terjadi pertengkaran di dalam rumah tangga
dikarenakan istrinya marah marah karena Dedi kerap pulang larut malam.
Dedi sendiri bekerja sebagai supir untuk mengantar gas.
Satu tahun kemudian kontrak kerja Dedi habis dan tidak
diperpanjang oleh perusahaan. Dedi yang mengganggur membuat pertengkaran
rumah tangga semakin menjadi jadi. Sampai suatu ketika istrinya Dedi meminta cerai setelah
sekian lama tidak akur dan juga karena faktor ekonomi. Dedi akhirnya
bercerai dengan istrinya, setelah bercerai Dedi kembali kerumah orang
tuanya.
Sekembalinya Dedi kerumah orang tuanya, Dedi masih
menganggur dan malas mencari pekeejaan. Suatu hari dia datang ke rumah
Rusdi untuk meminjam uang. Saat itu Rusdi tidak ada dirumah, namun hanya ada anaknya
Boni. Akhirnya Boni meminjamkan Dedi uang seratus ribu rupiah. Saat itu
Dedi berkata uangnya dipakai untuk ongkos berangkat ke proyek.
Beberapa minggu kemudian Dedi kerap kembali ke rumah Rusdi
mantan majikan orang tuanya, bukannya untuk mengembalikan uang namun
Dedi malah ingin meminjam uang kembali.
Sampai suatu hari di rumah Abdul, terjadi pertengkaran
ketika Dedi ingin pergi keluar. Abdul menegur Dedi karena hobinya yang
keluar jalan jalan dan tidak mencari pekerjaan. Akhirnya Abdul mengusir
Dedi dari rumah.
Setelah di usir Dedi menyewa sebuah kos kosan, dan suatu
malam dia terpikir untuk merampok rumah Rusdi. Lalu di suatu malam Dedi
melakukan aksinya, dia memasuki rumah melalui pintu belakang dan masuk
ke kamar. Istri Rusdi yang sudah lanjut usia adalah orang pertama
yang mengetahui kejadian tersebut, ketika ingin berteriak, Dedi lalu
memukul kepala istri Rusdi sampai pingsan.
Mendengar ada keributan Rusdi terbangun, lalu karena Dedi
panik akhirnya Dedi membunuh Rusdi dan melarikan diri dengan membawa
uang dan perhiasan. Istri Rusdi yang sekarat dibawa kerumah sakit dan mengalami
hilang ingatan karena selain usia yang sudah tua juga faktor kerasnya
hantaman di bagian kepala. Satu minggu buron akhirnya Dedi tertangkap oleh polisi,
uang hasil rampokan pun hanya habis untuk main perempuan dan foya foya,
yang tersisa sekarang hanyalah menghabiskan hidup dibalik jeruji besi.
Betapa malunya Abdul yang dulu sering dibantu oleh Rusdi
dalam hal keuangan namun kini anak kandungnya sendiri membunuh mantan
majikannya itu dengan cara yang sadis.
PELAJARAN PENTING
Bisa kita ambil hikmah dari kejadian tersebut, bahwa uang
bukanlah segalanya, uang bisa habis dalam sekejap walau bukan berarti
manusia tidak butuh uang. Kalau kita hidup dengan benar dan amanah, saya yakin bahwa
rejeki ga akan kemana mana. Pada dasarnya Tuhan memberikan rejeki kepada
setiap orang itu pasti cukup. Oleh sebab itu yang perlu kita lakukan
hanyalah bekerja dengan benar dan tekun, lalu pergunakan rejeki tersebut
dengan bijak pula.
Jangan lupa untuk berhati hati dengan orang. Ada waktu
untuk memberi, ada waktu untuk menahan. Kita juga harus bisa membaca
situasi, jangan sampai kebaikan kita menjadi didikan yang buruk bagi
orang lain. Ibarat dikasih hati minta jantung, karena pada dasarnya
sifat manusia tidak akan pernah bisa puas. Daripada memberikan orang
lain uang terus menerus, alangkah baiknya bila kita juga sekali kali
menggantinya dengan memberikan pekerjaan atau memberikan ilmu. Karena
ada pepatah uang akan habis dimakan waktu, tetapi ilmu akan tetap
berguna walau sampai kita mati nanti.
"Semoga kisah ini dapat memberikan pelajaran bagi kita
semua, hidup ini terus berjalan seiring dengan waktu, kegagalan adalah proses menuju kesuksesan, namun keberhasilan juga bisa hilang ditelan masa. Satu hal yang pasti nilai hidup seseorang itu bagaikan
judul buku yang bilamana akan susah diberikan ketika jalan cerita di
buku tersebut belum berakhir, maka hargailah sebuah proses kehidupan.." ~ JAF ~
Sumber Cerita : Harta Tahta Wanita (TransTV)
Bagikan
Bagai Air Susu Dibalas Air Tuba
4/
5
Oleh
Joe Walker
Silahkan tulis komentar anda dengan cerdas, sopan dan mudah dipahami. Terimakasih :)