Pada bulan lalu aku melakukan perjalanan ke pulau Gili Labak, Madura, dengan harapan perjalanan akan lancar-lancar saja ternyata perjalanan tersebut menjadi sangat tidak terlupakan karena berbagai hal yang harus aku lewati saat itu (28 Januari 2017).
Ceritanya aku memulai perjalanan ini melalui suatu travel organizer di kota Malang, karena saat itu ada promo murah, ok berangkat adalah suatu hal yang baik pikirku saat itu. Ketika berkumpul di titik poin, awalnya admin dari travel organizer tersebut menjanjikan bahwa akan disediakan tempat parkir, tetapi setelah bertemu di titik poin dan disitu bisnya parkir, ternyata tidak ditemui tempat parkir motor. Tidak lama pemandu perjalanan datang dan dia mengaku tidak mengetahui akan hal tersebut. Kurangnya koordinasi antara admin travel organizer tersebut dan pemandu perjalanan tentu sudah mengawali petualangan ini dengan suatu keluh kesah dari setiap peserta yang mengikuti trip kali ini.
Salah satu peserta akhirnya berinisiatif mencarikan tempat parkir, tidak jauh dari titik temu tadi ada suatu mall yang menyediakan tempat parkir, namun kita berpikir tentu akan mahal jika motor harus menginap di tempat parkir tersebut karena kita harus membayar setidaknya 50rb/malam untuk setiap motor, tetapi melalui hasil negosiasi ternyata kita diperbolehkan nitip kendaraan di tempat parkir tersebut dengan hanya membayar 5000 saja, tentu satu masalah teratasi dan senyum lega mulai terpancar di wajah kita.
Mulailah aku dan rekanku (pacar), menaiki bus tersebut, bus yang disediakan sebenarnya cukup besar, namun kursi yang berada di dalamnya sangatlah padat, satu baris memanjang pada bis tersebut sekitar 15 kursi, sedangkan menyamping berjumlah 5 kursi. Untuk orang seperti aku yang memiliki kaki cukup panjang (sombong), tentu hal ini menjadi tantangan karena harus duduk dengan keadaan kaki yang tidak leluasa dan tidak bisa berganti ganti gaya kaki (bak model).
Berangkat dari Malang jam satu pagi, kita menuju Madura dan baru sampai di pelabuhan jam tujuh pagi, perutku mulai lapar karena di dalam bus tadi tentu aku susah tidur karena posisi yang harus jujur aku katakan tidak nyaman untuk dibuat tidur, jadinya cuma bisa tidur ayam sehingga energi banyak terbuang, alhasil perut sudah mulai berdemo ria. Tapi aku sudah antisipasi dari rumah, roti aku sediakan untuk mengganjel perut yang lapar ini.
Menyebrang dari pelabuhan menuju ke pulau Gili Labak, kita menggunakan dua kapal dan rombongan dibagi menjadi dua, aku masuk ke rombongan kapal yang pertama. Baru seperempat perjalanan, tidak disangka kapal kedua mesinnya mogok, lalu kapal pertama akhirnya menarik dengan tali tambang kapal yang mogok tadi. Alhasil perjalanan ke pulau Gili Labak yang harusnya memakan waktu cuma dua jam saja, menjadi tiga setengah jam. Panas terik sinar matahari tentu membuat kita lelah, namun hembusan angin laut dan indahnya pulau-pulau sesekali menjadi pelipur lara dalam penyebrangan tersebut.
Setelah kurang lebih tiga setengah jam berlalu, akhirnya kita sampai juga ke pulau Gili Labak. Sangking girangnya akupun langsung loncat dari kapal menuju pulau tersebut. Harus ku katakan saat itu lelah yang tadinya menunggu di kapal tiba tiba hilang seketika karena indahnya pasir putih pantai dan warna degradasi lautan yang tentu membuat aku begitu terpesona.
Pulau yang tidak begitu besar tersebut bisa dikelilingi dengan berjalan kaki sekitar 45 menit saja. Langsung aku dan rekanku mengambil kamera dan mengabadikan berbagai momen di pulau tersebut. Banyak spot spot yang bagus untuk foto di pulau itu, ternyata yang datang tidak hanya kami, pengunjung cukup ramai namun tidak berlebihan saat itu, sehingga kita masih bisa menikmati keindahan pantai tersebut.
Ketika siang hari, kita menunggu ombak sedikit tenang untuk melakukan snorkling, tetapi satu masalah lagi yang kita hadapi, bukannya ombak semakin tenang, namun angin semakin kencang dan ombak pun semakin tinggi, belum lagi cuaca yang tiba tiba hujan menambah permasalahan kita saat itu. Berjam-jam kita cuma mainan air di pinggiran, akhirnya guide kita saat itu memutuskan bahwa hari itu kita tidak bisa melakukan snorkling. Tentu saja kabar ini membuat kita kecewa, tetapi mau bagaimana lagi.
Ketika hari mulai sore, kita sudah mulai naik ke kapal semuanya. Belum 100 meter memulai perjalanan balik, ternyata mesin kapal yang kedua tadi masih belum sepurna perbaikannya sehingga mengalami mogok lagi. Kitapun terpaksa harus menunggu salah satu teknisi kapal pertama membantu rekannya memperbaiki kapal yang mogok tersebut. Lagi-lagi kita harus membuang waktu untuk menunggu, dimana kondisi saat itu pulau sudah mulai sepi karena polisi laut sudah mengisyaratkan untuk kembali karena ombak laut yang mulai tinggi.
Sekitar satu jam setengah, kira kira saat itu jam setengah 6 sore akhirnya kapal kedua berhasil diperbaiki dan kita bergegas kembali ke pelabuhan di Madura. Bisa dibilang perjalanan kembali kita saat itu sangatlah terlambat, kita harus menghadapi angin kencang dan ombak yang tinggi, beberapa kali ombak menerpa kapal sehingga air masuk ke dalam kapal. Tetapi cuma ada satu kendala saat itu yang membuat aku khawatir saat itu, yaitu aku kebelet untuk buang air kecil.. Hahahaa.
Aku menahan rasa kebelet tadi dengan sangat sangat tersiksa, rasanya air kecilnya sudah ada diujung, hal ini bisa saja membuat aku ngompol dicelana sewaktu waktu.. wkwk.. aku tidak bisa bayangkan menahan buang air kecil yang sudah tidak tertahan, namun harus menunggu 3 jam lagi perjalanan untuk sampai di pelabuhan. Mau kencing di laut, di kapal banyak orang tentu gengsi dong orang tampan kaya aku (sombong) harus buang air kecil sambil dilihatin orang sekapal itu (kurang lebih satu kapal isi 20 orang).. hahaha.
Kurang lebih saat itu kita sudah menempuh satu jam perjalanan, kebeletku tak tertahan lagi. Mungkin di kapal semua orang berwajah tegang karena kapal bolak balik mengalami guncangan ombak yang tinggi, namun cuma aku yang berwajah tegang karena menahan rasa kebelet yang sudah berada di ujung ini.. wkwkwkw.. Mulailah aku mencari cari timming yang pas untuk eksekusi.. haha. Betul saja, keberuntungan datang saat itu, lambung kapal mulai terisi banyak air dan teknisi kapal mulai teriak meminta bantuan salah seorang membantu untuk menggunakan pompa manual karena pompa mesin saat itu tidak mampu mengimbangi banyaknya air yang masuk ke kapal, disaat yang genting itu seluruh perhatian tertuju pada salah satu peserta yang sedang menggenjot pompa manual di bagian tengah kapal agar air keluar dari kapal, memanfaatkan momen tersebut aku mulai bergeser kebagian buritan kapal dan akhirnya melepas segala deritaku ke hamparan laut yang luas itu. Bisa ngebayangin ga rasanya buang air kecil ditengah ombak yang gede banget sambil kapal goyang goyang? harapanku saat itu cuma satu, supaya ketika aku buang air kecil tidak ada ombak yang menuju ke arahku, karena repot bila air kencing yang sudah kita buang, tiba tiba airnya melakukan counter attack kembali.. ga lucu rasanya kalau badan harus basah terkena air yang fana.. wkwk..
Setelah merasa lega akan siksaan tadi, aku kembali ke tempat duduk dan menyadari ternyata ada satu orang mas mas yang menyadari apa yang aku lakukan saat itu dan dia cuma tersenyum. Pikirku masa bodoh saat itu, toh besok besok aku juga ga akan ketemu dengan dia.. hahaha. Walau ditengah terpaan ombak pasang, karena lega nya aku jadi merasa santai, bahkan hampir tertidur pulas saat itu.. wkwk..
Setelah kurang lebih tiga setengah jam terombang ambil di lautan lepas, akhirnya kita sampai juga kembali ke pelabuhan sekitar pukul sembilan malam. Lalu aku bergegas bersih bersih diri dan mencari sesuatu untuk dimakan (sesuap nasi). Aku coba mampir ke salah satu warung di dermaga tersebut dan pesan nasi campur. Cukup terkejut porsinya begitu banyak, namun rasanya kurang enak. Tapi masa bodo saat itu, kalau perut sudah lapar, makanan enakpun akan menjadi sangat lezat untuk disantap.
Setelah semua peserta lengkap akhirnya kita berangkat kembali ke kota Malang, sebelum mengakhiri perjalanan saat itu guide yang mewakili panitia perjalanan mengucapkan permintaan maaf karena perjalanan kita saat itu tidak sesuai dengan harapan karena berbagai faktor teknis dan mengucapkan terimakasih atas partisipasinya. Secara keseluruhan aku menilai juga travel tour kali ini kurang matang dalam persiapan dan manajemen waktu, yah mungkin mereka masih perlu banyak belajar. Namun dari berbagai masalah yang harus aku hadapi itu tadi menjadikan perjalanan kali ini begitu mengenang dan tidak terlupakan, ga sabar rasanya ku ingin jalan-jalan lagi ke tempat lainnya.
Sumber : Joshua Favian
Bagikan
Gili Labak - Explore Madura
4/
5
Oleh
Joshua Favian
Silahkan tulis komentar anda dengan cerdas, sopan dan mudah dipahami. Terimakasih :)